Pemilihan menu di Huize Trivelli lebih dititik beratkan kepada menu-menu pilihan keluarga yang telah menempati khasanah kuliner keluarga dalam waktu cukup lama. Baik masakan atau makanan yang secara rutin dari waktu ke waktu dihidangkan secara rutin muncul sebagai hidangan santapan keluarga dalam keseharian ataupun masakan ataupun makanan yang hanya mucul dalam jamuan-jamuan keluarga.
Dalam mewujudkan suasana tempo doeloe Huize Trivelli mengetengahkan menu2 ala carte maupun menu-menu unggulannya kepada para pelanggannya. Menu-menu unggulan ini diolah dan disajikan dengan cita rasa yang berbeda dengan pengolahan resep keluarga oleh Njonja Ooet.
Pakar Sosiologi makanan, Stephen Mennel (1995:6) mengungkapkan :
The idea of “ acquired taste” however goes no further than the idea that people like what they are accustomed to : a bare acknowledgement that culinary likes and dislikes are conditioned by social influences does not much advance our understanding of the subtle and complex ways in which these influences operate.
Sebagai contoh salah satu menu andalan kami adalah Menu Chateaubriand a la Jardiniere bagian dari Koleksi menu Mooi Indie. Menu ini pernah digemari di tahun 1950’an dan bahkan pada saat kunjungan ke Hotel Des Indes , John Wayne bintang film Amerika yang selalu berperan di Film2 Cowboy juga menikmati hidangan tersebut.
Hotel Des Indes ini adalah Hotel berkelas sangat prestigious di era abad 18-20. Dapat dikatakan memiliki kaliber seperti Hotel Raffless di Singapura. Sangat disayangkan pada Tahun 1984 bangunan Hotel ini dibongkar untuk memberikan tempat kepada Kompleks pertokoan Duta Merlin yang dikenal sekarang oleh kita semua sebagai Bagian dari Carrefour, supermarket keluarga yang berasal dari Perancis yang terletak di Jalan Gajah Mada.
Menu andalan lain adalah : Mini Rijsttafel in Harmonie, Kalfstong Njonja Ooet, Trivelli Ajam Oven Boemboe rempah , Trivelli Insulinde pastei, Trivelli Bier Pletok a la crème serta Trivelli Gallantine de Poulet (Ayam kodok) dan Trivelli Klappertaart.
Menurut Mennel ( 1996: 6; 15-19), pendapat dari para ahli ilmu sosial mengenai budaya kuliner tidak dapat dilepaskan dari peranan beberapa tokoh, seperti Antropolog Claude Levi-Strauss dan Marry Douglas, ahli Semiologi Rolland Barthes, dan sosiolog Pierre Bourdieu yang kuat dipengaruhi pemikiran strukturalisme. Hal yang penting yang dapat diambil dari pendekatan strukturalisme ini adalah jelas diakui bahwa “cita rasa” dalam hal ini cita rasa yang disajikan oleh Huize Trivelli secara kultural dibentuk dan dikendalikan secara sosial.
Hubungan cita rasa dengan kebiasaan dan pengaruh lingkungan keluarga besar Huize Trivelli seperti diungkapkan oleh Mennel menunjukkan sejauh mana pengaruh sosial budaya dalam membentuk cita rasa seseorang atau masyarakat terhadap makanan dilingkugan tempat ia atau mereka hidup.