Haroen Al Raschid Soe’oed bin Soe’it &Istri Pemilik awal Huize Trivelli
Bercerita tentang berdirinya Huize Trivelli Heritage Resto & Patisserie merupakan hal yang unik dan merupakan anekdote tersendiri. Berawal dari suatu proses pembelajaran yang berlangsung cukup lama. Dimulai dari ketertarikanku pada saat masih di Sekolah Menengah Atas di awal tahun 60-an. Ketertarikan mengumpulkan barang-barang loakan sampai dengan barang2 tua yang diperoleh dari Uwa kakaknya Almarhumah Emak yang saat itu gemar mengunjungi rumah2 lelang merupakan suatu passion tersendiri.
Mengapa tidak karena mendapatkan jambangan keramik kuno dari zaman Ching ataupun piring buatan Maastricht ataupun pernik2 lain buatan Gouda, yang masing-masing berasal dari abad ke 20 , buku2 maupun foto2 keluarga yang telah usang dan dimakan zaman di saat itu merupakan satu pengalaman yang tidak terlupakan.
Di saat orang ataupun keluarga terdekat menganggap memorabilia hanyalah sebagai seonggok barang yang tidak memiliki nilai. Padahal barang tersebut dari sisi waktu telah melalui suatu proses. Belum lagi berbicara tentang issue-issue lainnya seperti budaya yang menjadi pijakan, sejarah dan lain sebagainya yang akan membuka tabir asal usul serta makna keberadaan barang tersebut. Tanpa disadari semua kumpulan barang-barang koleksi keluarga yang telah diperoleh di masa lalu juga di sebut sebagai bagian dari suatu koleksi etnografi.
Dalam memaknai hal-hal tersebut, Bennet mengistilahkan culture sebagai payung istilah (umbrella term) yang merujuk pada semua aktivitas dan praktek-praktek yang menghasilkan pemahaman (sense) atau makna (meaning). Baginya Budaya berarti : “Kebiasaan dan ritual yang mengatur dan menentukan hubungan sosial kita berdasarkan kehidupan sehari-hari”.